Sabtu, 14 April 2012

Hasratku Tersalurkan

nilaiku semester ini tetap diangka tiga. dan ini sudah biasa kudapatkan. ya, karena aku adalah seorang mahasiswi yang bisa dibilang pandai dalam bidang akademis. aku Bella (nama samaran), mahasiswa tingkat tiga disebuah universitas swasta di ibukota ini. teman-teman menyukaiku karena aku mahir di semua bidang studi perkuliahan. Namun dalam pergaulan aku bukanlah seorang supel. Bisa dibilang pergaulanku di kampus sangatlah sempit. Tak ada pria yang mau mendekatiku. Aku pun tak tahu kenapa ini terjadi kepadaku. Mungkin saja dalam soal fashion aku ketinggalan. Dengan kacamata minus agak tebal dan rambut yang selalu ku kuncir, serta pipi penuh jerawat. Bisa dibilang aku adalah seorang wanita cupu. Namun aku tak pernah menyerah mendapatkan seorang pangeran. Aku sangat ingin mempunyai seorang kekasih. Ya, pacar tentunya.

Aku sangat iri dengan Kirana (nama samara), teman satu kamar kost-ku yang tiap bulan gonta-ganti pasangan. Jelas, tubuhnya yang indah dan kulitnya yang putih membuat pria jatuh hati. Terlebih wajahnya yang cantik dan bersih dari jerawat, membuat ia selalu dipuja pria kampus. Serta gayanya rambutnya yang stylish dan fashoinnya yang selalu update, membuat semua pria dikampus klepek-klepek. Sedangkan aku, gadis dengan rambut kuncir kuda dan berkacamata besar serta jerawat di pipi membuatku makin tak dilirik oleh pria dikampus.

Hari ini aku pulang lebih awal dari biasanya, karena dosen mata kuliah ekonomi sedang keluar kota. Aku pun agak malas ke perpus hari ini. Biasanya, perpustakaan adalah sarang-ku dikampus. Tempat paling tenang dan bermanfaat tentunya. Hari ini aku berencana mengerjakan tugas akuntansi dikost. Sendiri. Cukup sendiri saja. Rumah kost dengan tiga kamar di dalamnya masih sangat sepi. Karena memang semua penghuni rumah ini adalah mahasiswi yang kuliah dikampusku juga. Aku sendiri. Ku buka kamarku yang letaknya di pojok rumah dan agak belakang.
Sudah sejam ku kerjakan tugas akuntansi. Tiduran diranjang empuk mengistirahatkan tubuh dan otak. Agak penat bergulat dengan neraca dan jurnal. Melihat langit-langit ruang kamarku dan aku tergoda untuk melihat video yang bisa mambuatku melayang. Video porno. Sebagai wanita remaja dan beranjak dewasa aku sangat senang menonton video porno. Bukan karena aku wanita yang “tidak-tidak”. Tapi menurutku ini adalah sebuah kebutuhan. Kadang hasrat ingin disentuh oleh pria sangatlah memuncak. Aku butuh seorang pria. Aku haus belaian pria. Aku ingin seorang pacar.
Kunyalakan video yang selalu kusimpan rapat-rapat dalam laptopku. Adegan peradegan kuperhatikan dengan seksama. Adegan wanita melumat batang penis pria. Ah, sangat ingin kulakukan. Adegan pria menggenjot penisnya yang masuk kedalam lubang vagina wanita. Membuat vaginaku bergetar seketika. Tanganku mulai nakal menggesek-gesek vagina sendiri. Menggairahkan adegan dalam video ini. Hasratku naik. Makin kencang ku gesek-gesek vagina. Aku merasakan kenikmatan. Kubuka kancing kemeja kotak-kotak berwarna biru milikku. Kupilin-pilin putingku yang sedikit demi sedikit mengeras. Kurogoh celana dalamku. Makin bernafsu kugesek-gesek vaginaku. Sesekali kumasukkan jariku kedalam vagina. Aahh, nikmat namun agak nyeri. Kuremas-remas payudaraku berukuran sedang. Kini kancing baju telah terlepas semua. Berantakan kemeja dan bra-ku. Aku menggeliat kenikmatan diatas ranjang. Vaginaku sedikit basah. Makin dalam kumasukkan jari kedalam vagina. Satu jari. kemudian dua jari kumasukkan. Aaahh, makin nikmat. Aku makin kenikmatan. Vaginaku makin basah dan payudaraku sudah mengeras.

“aahh..” perlahan kumerintih merasakan nikmat.
“aahh..” perlahan kumendesah menikmati permainan jariku sendiri.

Sampai pada akhirnya…

“hayoooooo..!!!!” suara seseorang mengagetkanku.

Astaga, Reza (nama samaran). Darimana dia? Kenapa dia bisa disini? Sedang apa dia?dan kenapa? Kenapa? Aku kikuk. Kurapikan kemeja dan bra-ku yang berantakan dan terbuka. Kututupi payudaraku yang tak lagi mengeras dengan tanganku. Aku bingung harus berbuat apa. Aku malu. Menahan malu. Reza memergoki perbuatanku. Apa ia melihat semua perbuatanku?

“nga..nga..ngapain lo?” tanyaku gagap. Aku menahan malu. Pipiku yang penuh jerawat memerah. Aku tak berani menatap mata Reza. Matilah aku. Pria paling famous dikampusku ini memergokiku sedang berbuat anal dikamar kost. Apa yang harus ku perbuat? Aku membayangkan, seluruh mahasiswa di kampus mencibir perbuatanku.  Tamatlah riwayatku. Esok hari akan ada berita dikampus “gadis cupu berbuat anal dikamar kost”.

“gue harusnya yang tanya. Lo lagi ngapain?” ia hanya senyum-senyum meledekku.
“lo..lo..lo nggak liat kan?” tanyaku makin gugup.
“ngeliat apa Bella?”
“ya, liat gue itu.. itu tuh..” aku makin tak karuan. Perlahan dia masuk kedalam kamarku. Tepat didepanku ia berdiri. Aku makin kikuk. Seraya membenarkan posisi kacamata, aku berpaling dari hadapannya.

Hal yang sangat tak kusangka terjadi. Reza memelukku dari belakang.

“kalo hasrat lo mau tersalurkan, gue siap bantu kok Bel” katanya berbisik ditelingaku, seraya tangannya menjamah payudaraku. Aku makin tak bisa berbuat apa-apa. Kemudian remasan penuh hasrat ia lemparkan. Aku bergidik menahan nikmat. Leherku diciuminya. Seketika bulu roma-ku berdiri. Dijilatnya leherku. Aku merangsang. Tubuhku menggeliat dalam pelukan Reza. Hangat. 
Penuh hasrat.

“aahh..” desahanku membuat Reza makin kuat meremas payudaraku.
“ja..ja..jangan Za!” pintaku. Sedikit kumeronta. Namun Reza makin kuat memelukku. Makin buas ia menciumi leherku. Aku pun tergoda dan terangsang.
Kini tangan kanannya menggarap vaginaku. Dirogohnya celanaku yang sedari tadi telah terbuka. Kancingnya telah lepas sedari tadi. Gesekan jari jemarinya membuatku luluh. Hasrat bercintaku makin kuat. Belum pernah kurasakan sebelumnya. Bulu-bulu halus disekitar vaginaku meregang. Berdiri. Kini dua jarinya masuk melesak kedalam vaginaku. Sedikit perih. Namun saat ia goyangkan jemarinya, rasa nikmat kembali kurasakan. Aku ketagihan.

“aah..Rezaaa” desahku.
“nikmatin aja Bel” suaranya berbisik ditelingaku. Kembali ia jilati leherku. Basah. Aku menikmatinya.

Semua pakaianku ia tanggalkan. Telanjang bulat aku terbaring diatas ranjang. Payudara bulatku sedikit mengeras. Reza melepas semua pakaiannya. Ia pun telanjang bulat. Sembari tengkurap, ia membuka lebar pahaku. Terlihat vagina dengan bulu-bulu halus mengiasi kelaminku. Dengan nafsu, kembali ia masukkan dua jarinya kedalam vaginaku. Mataku terpejam merasakan nikmat sekaligus terangsang. Badanku makin bergetar. Kuremas sprei diranjangku. Kuat. Sangat kuat.
Vaginaku basah. Aku klimaks dengan cepat. Reza menggesek kuat dua jemarinya dalam vaginaku. Puas memainkan vaginaku dengan jemarinya. Kini mulut dan lidahnya yang beraksi. Dijilatinya vaginaku. Sesekali disedot dalam-dalam.

“aaahhh..” aku hampir teriak kenikmatan. Namun Reza segera membekap mulutku dengan tangannya.
“aaahh..nikmat Za” kataku. Kulihat senyum dari Reza yang terpancar dari wajahnya. Entah apa artinya, namun tak kugubris. Kembali ia melancarkan jilatan-jilatan dahsyat di vaginaku.

Kali ini aku dituntun untuk melumat penisnya. Penisnya mengeras. Tegang. Terlihat sedikit urat yang menghiasi penisnya. Besar. Dan berbulu lebat. Dengan dua testikel yang juga besar menggelantung di bawah batang penisnya. Aku melumat penis Reza. Meluncur deras dalam mulutku. Aku hampir tersedak. Reza memjamkan mata. Kepalaku didorongnya kuat-kuat. Makin dalam penisnya masuk kedalam mulutku. Benda aneh ini baru pertama kalinya masuk kedalam mulutku. Pinggulnya maju mundur. Penis pun masuk dan keluar. Masih dalam mulutku.

“enak Bel.. terus Bel” gumam Reza disela-sela kumelumat penisnya.
“aahh..” ia mendesah.

Reza menuntunku untuk menyedot kepala penisku. Aku pun mengiyakan. Kusedot kepala penisnya. Ia sedikit mengerang. Ia kenikmatan. Sedikit mendesah. Video porno di laptopku masih menyala. Makin buas kulumat penisnya. Reza makin kejang. Penisnya menari-nari dalam mulutku. Reza mencabut penisya dari mulutku.
Pintu kamarku telah tertutup rapat dan terkunci. Gordyn pun telah rapat tertutup dan tak ada celah sedikit pun. AC masih menderu-deru. Semburan anginnya menambah syahdu suasana.
Pahaku masih terbuka lebar. Posisiku mengangkang. Vaginaku terbuka lebar. Reza mengarahkan penisnya untuk masuk kedalam vaginaku. Aku sangat gugup. Aku gemetaran. Belum pernah terjadi sebelumnya. Mataku terpejam.

“udah siap Bel?” tanya Reza. Aku mengangguk ragu.
“gue masukin ya?” tanyanya kembali. Dengan hati-hati ia menggiring penisnya masuk kedalam vaginaku.
“Za. Tunggu bentar” sanggahku. Ia menghentikan gerakannya.
“kenapa Bel? Takut?” tanya Reza kembali. Aku pun mengangguk.
“lo bakal tau rasanya kalo udah nyoba. Gue masukin ya?”

Aku kembali mengangguk. Dan kali ini, tanpa ragu ia membenamkan dengan perlahan penisnya kedalam vaginaku. Sakit. Perih. Ada benda tumpul masuk kedalam vaginaku. Perasaan yang tabu. Aku meringis kesakitan. Reza tetap hati-hati. Perlahan penis pun masuk. Dalam. Sangat dalam. Kemudian digoyangkan pinggulnya dengan perlahan. Maju mundur. Masuk kedalam vaginaku. Aku masih meringis kesakitan. Namun perasaan sakit itu sirna, ketika ia sedikit kuat menggoyang pinggulnya.

“aaahh..” aku mendesah. Lebih nikmat dari permainan jemari Reza. Lebih terasa daripada lidah Reza.

Dengan seksama Reza makin dalam dan makin kuat membenamkan penisnya kedalam vaginaku. Aku sangat terangsang. Makin kuat kumeremas sprei. Mataku terpejam. Reza dengan lihai memainkan penisnya. Sesekali dicabut penisnya, kemudian dimasukkan kembali. Saat dimasukkan kembali penisnya, aku kembali merasakan perih. Namun saat pinggulnya digoyangkan dan penisnya kembali bermain ria didalam vaginaku, mataku kembali terpejam. Kenikmatan yang luar biasa.
“aaahh..aaahh..” aku kembali mendesah. Reza tetap memainkan penisnya, sesekali meremas payudaraku. Putingku dijilat dengan buas. Digigit perlahan. Dan kembali mengeras dengan jelas payudaraku. Ini kenikmatan yang sangat indah. Kini Reza menambah kecepatan goyangannya. Vaginaku sedikit mengeras. Urat-uratku sedikit kaku. Badanku bergetar hebat. Seluruh bulu romaku melambai-lambai, berdiri ikut merasakan nikmat. Aku meremas payudaraku sendiri. Reza mencabut penisnya, memelukku dengan kuat. Tubuhku diangkat. Kini kami dalam posisi duduk. Reza bersandar pada dinding, melonjorkan kakinya. Aku diatas dalam posisi jongkok. Dengan perlahan penisnya kembali masuk dalam vaginaku. Dipegang erat pantatku, diremas dan dipandu naik turun. Penis Reza makin aktif. aku pun makin kesenangan.

"aahh..aahh.." desahanku makin kuat.

Reza makin liar menjamah tubuhku. vaginaku dilahap penisnya. payudaraku didera kenikmatan. dan aku hampir klimaks. seiring kuatnya goyangan penis Reza, vaginaku makin terangsang.

"aaahh.. bentar lagi gue keluar Zaa" 
"hah..hah..hah..gu..gu..gue juga Bel" sambung Reza dengan sedikit terengah-engah.

vaginaku menyemburkan cairan hangat. kenikmatanku sampai pada puncaknya. badanku bergetar hebat. keringatku mengalir deras. dahiku dipenuhi titik-titik keringat yang mengucur dari pori-poriku. vaginaku basah. namun Reza tetap menggenjot vaginaku. membenamkan penisnya dalam-dalam. sampai pada akhirnya...

"aaahhh.."

Reza mencabut penisnya. cairan maninya yang hangat membanjiri payudaraku. ia menyemburkannya di tubuhku. ia terus memompa penisnya. memuntahkan cairan maninya diatas tubuhku. hangat. kesat. ia terlihat menikmati semburan maninya. kemudian merebahkan tubuhnya disampingku. mencium pipiku yang dipenuhi jerawat tanpa ragu. dan memelukku tanpa terganggu cairan maninya yang membasahi tubuhku. pengalaman seks pertamaku dengan Reza sungguh menakjubkan.

( bisa follow kita di @kilas17plus )
( yang mau share cerita atau pengalamannya bisa email: baesembarangan@gmail.com )

2 komentar:

  1. I'm Sonja McDonell, 23, Swiss Airlines Stewardess with 13 oversea towns, very tender with much ideas, also in emergency cases in my wonderful job. Oh yes, lesbian sex fantasies begin in the early puberty. I was enchanted in the Travel hotel in Jakarta, when some girls smiled & winked me last august. I winked them too & we discussed our different cultures. My surprise after a while was their sexual desires. It was easy to take some of them in my room to fulfill their fantasies & with 2 twin sisters, also their unusual desires, which excited me very much!
    Regards
    sonjamcdonell@yahoo.com

    BalasHapus